Selasa, 06 Oktober 2009

remah-remah cahaya

bulan yang terbunuh di siang gelap
ruhnya berkelebat di atas atap
digapai sebatang pohon gaib
yang tumbuh dari ubin
dan memecah langit-langit


angin melolong dari kobaran api sebuah hutan
memanggili mataair pada sebuah lukisan
di mana kuikatkan kelabu rambutku
di mana senantiasa kuhirup bau ruang tunggu
sekarat hening yang disentuh dentang lonceng
dari kedalaman dinding

sepotong tikungan yang terbakar, mayat bulan
terkubur nyanyian kehampaan. Kukenang

o, usia yang merangkai remah-remah cahaya
yang ditaburkan ingatanku padanya!


1994-2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar