Rabu, 09 Desember 2009

Di Kelam Kabut

Nazaruddin Azhar


di kelam kabut

telah kudengar keluhkesahmu.
Di reruncing jarum kompas yang liar
wajahmu tak pernah benar-benar bisa disamarkan waktu.
Adakah penjelasan atas segala yang tak terhindarkan?

seumpama rongga di kelam kabut, celah-celah di hatiku
terbuka bahkan untuk getar suara dari kepak sesayup gema

sepasang sayap letihmu sampai padaku
membawa serta asin udara lain
tapi aroma kematian lebih kekal dari perasaan apa pun

kita pernah memilih sepi sekedar untuk sembunyi. Tapi
bagaimana mungkin bisa kuhilangkan Sabtu
dari seluruh hari-hariku?


2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar